Oleh : Yunita Kusumawardani
Salaamm…
Alhamdulillah,
ane dapat rezeki ke luar negeri sama pihak beasiswa. Insya Allah Februari 2015
sudah akan study tour ke negara tetangga. Doain kegiatannnya lancar ya Gan,
trus…semoga kegiatan ini dapat membuka cara pandang kekhalifan ane di muka bumi
ini. Karena apa? Ane pernah dengar, kalau kita bisa pergi lebih jauh, maka
semakin banyak yang kita lihat, semakin kompleks juga permasalahan yang
teramati, sehingga sampailah kita pada cara pandang yang lebih arif, kemudian lahirlah
konsep diri “tanggung jawab”, kita tidak hanya bertanggung jawab untuk
menyelamatkan diri dari siksa akhirat, tapi juga orang lain. Nah, untuk dapat mengajak orang lain ini dibutuhkan
keahlian khusus, kalau bahasa kerennya sih disebut leadership skill.
Banyak sekali
permasalahan yang muncul dalam negeri ini bahkan dunia, memang sih kita sedang
menuju akhir zaman, namun, jangan sampai kita termasuk dalam tanda-tanda
negatif akhir zaman. Karena sepenggal ayat amr ma’ruf nahi mungkar itu bukan
sekedar quote tapi tetap harus diterapkan sepanjang zaman dan selamanya.
Ane sadari
masalah di negeri ini sangat kompleks, dari urusan pendidikan, kesehatan,
keamanan, kebersihan, kerukunan, kerudung, kebandung, keketapang. Haha. Tapi,
itu semua harus dihadapi dengan sersan,
serius tapi santai.
Di Kota kecil
tempat ane tinggal itu, Gan. Masih mudah ditemui anak kecil yang meminta-minta
di lampu merah, lansia yang mengemis di pasar, supermarket, pom bensin bahkan
masjid, dan orang gila yang mondar mandir di pinggiran jalan. Ada apa dengan
pemerintah daerah sampai terkesan lupa menjaring masalah ini?
Sumbe gambar : Google |
Sebenarnya, kalau
urusan tunjuk menunjuk siapa yang salah dalam permasalahan ini memang kurang
arif diterapkan, makanya ane ikut aja dalam kegiatan kepemudaan yang berjiwa
volunteer dan turut berkontribusi untuk mengikis kerak masalah ini, maklum aja
berapa kali ganti gubernur, walikota, or bupati masih aja nih masalah muncul. Walaupun,
ane tetap mendukung mahasiswa yang turun ke jalan alias demo. Tapi, demo itu
kebanyakan berisi tuntutan, coba deh diubah redaksinya, misalnya mengutarakan berbagai
solusi dari tulisan PKM yang pernah dikompetisikan kepada pemerintah, kan Kereeeen.
Mahasiswa itu fresh dan energik loh, kita musti menegur orang-orang tua yang
masih suka dengan kebijakan tidak populer alias cara lama yang kurang kreatif
tif tif.
Sumber gambar: Google |
Kalau sampai
pada forum dalam luar negeri nanti, ane yakin akan ada perasaan ciut karena
kita terkesan tertinggal dari mereka. Namun, ane yakin masing-masing negara
punya proses dan cara yang berbeda untuk menjadi lebih baik. Boleh jadi kita
dipandang rendah dalam tingkat perekonomian, tapi kita lebih sopan dalam
bergaul. Gotong royong menjadi cara pandang kita untuk melakukan kerja bakti,
tugas kepanitiaan, main playstation sampai pada urusan ujian dalam kelas. Haha.
Itu oknum. Biarlah semua itu menjadi proses, asal kita tetap konsisten untuk
berusaha menjadi lebih baik. Semoga pelajaran yang ane dapat dari negeri sebrang
bisa ane share n practice kan nanti. Semoga makin banyak solusi yang hadir bagi
sekelumit masalah ibu pertiwi. Bagaimanapun juga hidup di Indonesia lebih enak dari
negara lain, karena sedikit-sedikit buang sampah gak ada hitung denda. Hehe. Tapi
tetap aja dicatat dosanya sama Bung Atid. Sekian.
0 komentar: