1.
Identitas
Buku
Judul : Api Tauhid
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Halaman : 588 hlm
Cetakan : IX tahun 2015
ISBN : 978-602-8997-95-9
Judul : Api Tauhid
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Halaman : 588 hlm
Cetakan : IX tahun 2015
ISBN : 978-602-8997-95-9
2.
Pratinjau
Novel ini mengangkat kisah sejarah Badiuzzaman Said Nursi yang dihidangkan melalui perjalanan wisata ruhani enam pemuda. Penulis mengagumi Badiuzzaman Said Nursi karena akhlaknya yang terpuji dan karya masterpiece-nya yakni Rasa’ilun Nur. Novel ini juga ditulis karena dilatarbelakangi tawaran dari Ustadz asal Turki, Hasbi Sen, seorang Thullabun Nur (sebutan untuk para penghayat Risalah Nur) yang mengajak penulis berkeliling Istanbul. Dalam proses pengerjaan novel ini, penulis banyak didampingi rujukan-rujukan terpercaya maupun novel tentang Badiuzzaman Said Nursi yang pernal ditulis oleh Abdul Latip Talib (Malaysia) dan Salim Mahmud Salim (Mesir). Penulis tidak mengelakkan adanya kesamaan kronologi dari tulisan lain yang lebih dahulu terbit, namun adanya overlapping dengan kisah cinta tokoh utama dalam cerita, akan menjadi ibrah tersendiri bagi generasi muda di mana saja. Novel in pun banyak mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.
Novel ini mengangkat kisah sejarah Badiuzzaman Said Nursi yang dihidangkan melalui perjalanan wisata ruhani enam pemuda. Penulis mengagumi Badiuzzaman Said Nursi karena akhlaknya yang terpuji dan karya masterpiece-nya yakni Rasa’ilun Nur. Novel ini juga ditulis karena dilatarbelakangi tawaran dari Ustadz asal Turki, Hasbi Sen, seorang Thullabun Nur (sebutan untuk para penghayat Risalah Nur) yang mengajak penulis berkeliling Istanbul. Dalam proses pengerjaan novel ini, penulis banyak didampingi rujukan-rujukan terpercaya maupun novel tentang Badiuzzaman Said Nursi yang pernal ditulis oleh Abdul Latip Talib (Malaysia) dan Salim Mahmud Salim (Mesir). Penulis tidak mengelakkan adanya kesamaan kronologi dari tulisan lain yang lebih dahulu terbit, namun adanya overlapping dengan kisah cinta tokoh utama dalam cerita, akan menjadi ibrah tersendiri bagi generasi muda di mana saja. Novel in pun banyak mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.
3.
Isi
Unsur Intrinsik
Unsur Intrinsik
a.
Tema
Tema yang terdapat dalam novel ini yakni historical, spiritual dan romance.
Tema yang terdapat dalam novel ini yakni historical, spiritual dan romance.
b.
Alur
atau jalan cerita
Alur atau plot yang terdapat dalam novel ini adalah alur campuran,
yakni menggabungkan antara alur maju dan mundur. Misalnya alur maju terdapat
dalam kalimat “Siang nanti, kita jalan-jalan melihat-lihat Kota Kayseri.”,
kemudian alur mundur terdapat dalam kalimat “Pada bulan Maret 1960, Fakirullah
Mollazade mendengar kabar Said Nursi datang ke Urfa dalam kondisi sakit.”
c.
Latar
atau setting
Latar atau setting yang terdapat dalam novel ini terdiri dari latar
tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar tempat meliputi Istanbul (kota
Kayseri-Gaziantep-Sanliurfa-Akcatekir-Konya-Isparta-Barla), Madinah, Mekkah dan
kota Lumajang. Latar waktu meliputi pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam
hari. Latar suasana dalam novel ini berselimut decah kagum namun diiringi rasa
malu akan kejadian pada masa Turki-Utsmani dibandingkan dengan kondisi umat
masa kini.
d.
Penokohan
Fahmi : religius, penuh perhatian dan setia.
Fahmi : religius, penuh perhatian dan setia.
Nuzula : Labil, namun mudah
menerima hidayah.
Aysel : Sedikit acuh, suka
berterus terang.
Hamza : Pintar.
Subki : humoris.
Emel : Pintar dan pemalu.
Tokoh Tambahan : Bapak dan Ibu Fahmi, Rahmi (adik Fahmi), Kyai
Arselan (Ayah Nuzula), Carlos (mantan pacar Aysel).
e.
Sudut
pandang
Sudut pandang dalam novel ini penulis sebagai orang ketiga (penulis
sebagai pencerita).
f.
Gaya
penulisan
Penulis cenderung menggunakan bahasa yang indah untuk menceritakan
detail tempat dan kalimat yang menggugah jiwa melalui ayat-ayat Al-Qur’an
maupun cara pandang tokoh utama dan ulama.
g.
Amanat
Amanat yang ingin disampaikan novel Api Tauhid ini adalah jangan pernah melupakan sejarah, karena sejarah akan membuat kita merasa lebih bertanggung jawab untuk meneruskan harapan para pejuang yang telah gugur.
Amanat yang ingin disampaikan novel Api Tauhid ini adalah jangan pernah melupakan sejarah, karena sejarah akan membuat kita merasa lebih bertanggung jawab untuk meneruskan harapan para pejuang yang telah gugur.
Unsur Ekstrinsik
a.
Nilai
moral
Nilai moral yang terdapat dalam novel dapat dilihat pada
masing-masing tokoh dalam cerita. Secara keseluruhan tokoh dalam cerita ini
memiliki moral yang baik, tetapi ada beberapa tokoh yang mempunyai moral kurang
baik. Moral baik misalnya dalam tokoh Fahmi yang selalu menjaga pandangan
terhadap yang haram.
b.
Nilai
sosial
Nilai sosial yang terdapat dalam novel ini dapat dibuktikan dari
tokoh Fahmi yang tidak sungkan memberikan bantuan kepada seorang Ibu pengungsi
yang berasal dari Suriah.
c.
Kelebihan
dan Kekurangan
Kelebihan
Kelebihan dari novel ini adalah penulis berusaha menceritakan
kronologi sejarah dari kehidupan Badiuzzaman Said Nursi dengan sangat
sistematis. Agar mudah diingat dan dipahami oleh para pembaca, penulis
menghadirkan dialog-dialog antara tokoh yang terlibat dalam novel berupa tanggapan
dan kesan. Pembaca menjadi seperti terlibat dalam diskusi maupun wisata ruhani
yang ada dalam cerita.
Salah satu tempat singgah para tokoh dalam Novel, Tahmis Kahvesi |
Mevlid-I Halil Camii |
Ulu Camii- Bursa |
Kekurangan
Kekurangan dari novel ini hanya terdapat pada bagian editor
tulisan. Beberapa kata dalam bab ditemukan typo, jadi dapat menjadi
perhatian yang cukup serius bagi Novel yang bergelar Best Seller ini.
4.
Kesimpulan
/ Sinopsis
Novel Api Tauhid ini menceritakan tentang
seorang Fahmi (mahasiswa postgraduate di Universitas Islam Madinah) yang sedang
ditimpa kegelisahan akibat permintaan perceraian yang diajukan oleh pihak
mertuanya. Ia tidak menyangka pernikahan sirinya dengan Nuzula akan berakhir
begitu cepat tanpa mengetahui sebab tuntutan tersebut. Dia menghibur diri
dengan beriktikaf di Masjidil Haram dan bertekad menyelesaikan empat puluh kali
khatam membaca Al-Quran. Ia sampai jatuh pingsan.
Demi membantu mengobati hati Fahmi. Hamza mengajaknya
pergi mudik ke kampung halamannya di Turki. Sejak saat itu mereka mulai
melalukan wisata Ruhani bersama Subkhi, Emel dan juga Aysel.
Selama di Turki, Hamza secara tidak resmi
menjadi tour guide spesial untuk menjelaskan jejak-jejak heroisme dari
Badiuzzaman Said Nursi. Badiuzzaman merupakan gelar yang diberikan kepada Said karena
ia merupakan sosok jenius, ulama yang memiliki hafalan luar biasa dan menjadi
keajaiban zamannya. Di usia yang baru 15 tahun, Said Nursi telah menguasai ilmu
mereka yang berumur 30 bahkan 40 tahun. Ia mampu menghafal Al-Qur’an hanya
dalam waktu 20 hari.
Selain fokus mempelajari ilmu agama,
Badiuzzaman Said Nursi juga sangat keras menentang rezim Mustafa Kemal.
Tindakan itu membuatnya diasingkan di beberapa wilayah, ia juga dijebloskan ke
dalam penjara berkali-kali, namun semangat dakwahnya tidak pernah padam. Ia
terus menyalakan api tauhid melalui pedang yang tidak tampak, yaitu pedang
cahaya Risalah Nur. Kalimat-kalimat dalam Risalah Nur disalin dengan bantuan
murid-muridnya sehingga dihasilkanlah karya yang berjilid-jilid yang dikenal
dengan Rasa’ilun Nur.
Penelusuran jejak sejarah Badiuzzaman Said
Nursi juga dikombinasikan dengan pasang surut cinta Fahmi kepada Nuzula maupun
kehadiran Aysel. Apa sebenarnya motif Nuzula menginginkan perpisahan dengan
Fahmi? Siapakah Aysel? Percayalah anda akan dibuat terkejut di akhir ceritanya.
Novel Pembangun Jiwa memang pantas disematkan dalam karya Habiburrahman El
Shirazy. Saya sangat merekomendasikan novel ini untuk dibaca.
Oleh: Yunita Kusumawardani
Yes! Finally something about best anti wrinkle cream in India.
ReplyDeleteIzin copy
ReplyDeleteIzin copas🙏
ReplyDelete