Tips Belanja Baju Lebaran

By | 6/02/2018 11:01:00 AM Leave a Comment

Halo Guys!

Nggak kerasa ya lebaran tinggal 2 minggu lagi, kalian udah tergiur belanja apa aja nih? 
"belum belanja kakak" Haha. Gue paham ini zaman sulit, cuman karena banyak banget selebgram yang endorse busana, lo jadi kemponan. Ckck.

Dulu, zaman gue SD, belum ada instagram loh ya, itu aja gue punya baju lebaran lengkap, mulai dari celana jeans warna navy dan black, baju khusus sholat ied, trus baju buat lebaran hari pertama sampe ke tiga. Kala itu, gue masih ditemenin nyokap belanja di Mitra Anda dan Sudirman.

Beranjak SMP, karena SMP gue itu banyak diisi oleh kalangan menengah, gue jadi terpengaruh untuk ngelirik baju-baju distro dan branded, nggak mampu beli Billabong atau Roxy minimal gue punya Cressida atau JJ. Lumayan buat gaya. Barang kaya gini cuma ada di Ramayana. Haha.

Lalu SMA, gue mulai pake jilbab. Jadi gue cari busana tunic atau gamis. Kalau kali ini, gue percayakan sepenuhnya sama nyokap mau beli model gimana aja. Haha.

Trus kuliah? Jangan ditanya, ini masa-masa terparah ignorance sama agama. Nggak gitu2 juga sih, tapi ya gue emang rada-rada syediiihhh...and... ngerasa bego.
Tapi tenang, sekarang gue sedang terkena syndrome ala-ala filsuf, Cia ilee, maksud gue, gue berusaha mempertanyakan hakekat dari segala sesuatu... kembali ke fitrah...

Setelah gue mulai menuliskan tentang ini, gue baru sadar kalau fashion telah mendarah daging sejak kecil. Haha.
Karena gue udah gede dan nggak mungkin minta seenaknya lagi sama orangtua, gue mulai mengedepankan perkara pola pikir.
Pengalaman masa kecil dan remaja mengajarkan gue bahwa gaya hidup kemaren itu menjauhkan lo belajar dari orang-orang yang sederhana. Juga menjauhkan lo dari rasa bersyukur.
Bukan berarti gue jadi keki ngeliat orang-orang pada belanja. Terkadang emang pas ramadhan aja baru mereka cari baju gitu loh. Jangan mudah mengatai orang boros toh ya.

Betewe gue itu ngefans sama Zaskia Sungkar sejak dia jadi designer. Nah, gue itu suka banget sama dressnya. Minimal di sekitar pontianak gue bisa nemuin baju yang mirip-mirip gitu lah dengan desain KIA. 
Camila Tuniq by KIA by Zaskia Sungkar

Nah, penyakit gue ini harus direm dengan anggaran yang ketat. Nyokap gue bilang "Jangan coba-coba survey baju, karena bahaya kalau ketemu yang cocok sama kita" wkwkwk. 
Pada akhirnya gue tetap survey dan Alhamdulillah gue bisa control. Prok prok prok!
Eh, tapi gue ketemu sama hantu (alias cogan) dari red bean hari ini, asli...dia adzan dan jadi imam di mushola mall, lebih menggiurkan daripada baju-baju tadi. Eh, sorry salah fokus! (terpengaruh Ria SW). Haha.
Jadi-jadi, tips awalnya adalah 
1. SURVEY HARGA DAN KUALITAS BAHAN
Karena gue itu tipikal belanja on the spot, jadi gue itu susah yakin sama baju yang dijual online, habisnya gue nggak bisa pegang bahannya kaya gimana, panas kah? licin kah? katun gimana nih maksudnya? 
Harga dress yang baik itu bisa didapet mulai dari 100 ribu, cuman ada resiko transparan gitu sehingga lo perlu daleman semacam dress lagi.
Bagi lo yang budgetnya pas-pas'an kaya gue, haha, jangan sampai terjebak dalam lingkungan diskon 50%+20%, trus belanja minimal 300ribu dapat potongan, dll. Itu hanyalah permainan ekonomi. Gue pastikan ini baju cuman bagus pas dipajang aja, setelah sampai rumah keliatannya sama aja kaya baju lelong, kan rasanya gimana gitu. Mending lo cari lelong aja sekalian. Haha. Begini gue kasi simulasi:

>>> Si A belanja dress seharga 299.000 dan mendapat kupon diskon berlaku 3 hari sejak tanggal struk. Si A seneng banget lalu tertarik buat belanja lagi sambil ngeliatin syarat dan ketentuan yang berlaku. Si A mulai menyadari ada yang nggak beres, tapi tetep aja dia keliling, si A pun menemukan busana lain yang menarik tapi tidak ada tanda birunya. Si A terpaksa cuma melihat yang ada tanda birunya, cuman pas udah dapaet yang srek, harga pakaiannya selangit. Si A coba cari yang lebih murah, eh harganya Rp. 189.900,- tetep aja dia nggak dapat potongan karena dalam S&K menyatakan berlaku untuk belanja minimum Rp. 200.000,-

Paraaahhh!!!

Kalau udah kaya gini, Lo harus mampu mencari toko yang menawarkan harga sesuai dengan kualitas bahan. Gue rekomendasiin di wilayah kota baru, dan ada satu toko di Podomoro yang nggak pernah ngecewain gue adalah AIRA HIJAB. 

2. RICEK DENGAN HUKUM SYARIAAT
Ketika ada beberapa baju idaman yang udah lo survey, sebelum lo nentuin mana yang bakal dibeli, lo harus cek kembali Hukum Syariat
"Baju yang ini rada-rada tabarruj nggak ya?"
"Baju yang itu mengandung simbol-simbol pelecehan thd Tuhan atau agama lain nggak ya?"
dan masih banyak pertimbangan lainnya...



3. USAHAKAN MEMBELI BARANG LAIN UNTUK ORANG-ORANG DI SEKITAR KITA
Hal yang sering orang lalaikan ketika belanja musiman begini adalah mereka terlaku fokus pada diri sendiri. You know what? Pengalaman hidup mengajarkan gue kalau lo nggak akan pernah mendapat kebahagian utuh sebelum berbagi. 
Kalau lo ngira beli baju model ini model itu dapat mendatangkan kebahagiaan, itu salah besar!
Lo perlu meningkatkan indra dan sensitivitas pada orang-orang yang kurang beruntung atau mereka yang baik banget sama lo. 
Ini penting banget supaya lo belanja nggak keluar dari budget yang udah direncanain, karena biasanya ketika lo udah beli baju yang cakep and harga ekonomis, sisa uang lo itu mengundang untuk beli baju lagi dan lo pasti bakal keluar dari budget. Sedangkan jika sisa uang itu lo belikan sesuatu untuk kerabat atau orang lain, InsyaAllah budget lo masih sisa bahkan surplus sampai akhirat. Gue kira ini penting sebagai latihan untuk meyakini dengan sepenuh hati janji Allah terhadap orang-orang yang bersedekah. 

Okeh, sepertinya itu aja tips belanja baju lebaran dari gue. "Rezeki kita itu pasti cukup untuk hidup, tapi bukan gaya hidup." Ini juga kalimat yang terus gue gaungkan sama diri sendiri. Gue harap bisa terus belajar menjadi pribadi yang sederhana dan bersyukur. See you in the next postingan. Terimakasih sudah mampir

Muslim women pray on the baseball field at Angel Stadium in Anaheim, California, to celebrate Eid
Image Source: Pinterest
US-Somalia Model, Halima Aden


Newer Post Older Post Home

0 komentar: