“Beasiswa ibarat musim
mangga” kata bang Fuadi dalam seminar berburu beasiswa luar negeri yang diadakan di Auditorium Universitas
Tanjungpura (15/12).
Gambar ini diambil dari Facebook fanspage Negeri 5 Menara |
Sekali lagi kalimat
yang suda tidak asing lagi bagi kita mengaung-ngaung di langit auditorium, ”Man
Jadda wa Jadda!” Beasiswa tidak untuk orang pintar tapi untuk orang yang
bersunguh-sunguh.
Dalam presentasinya, bang
Fuadi menunjukkan foto-foto saat ia berkeliling dunia, dan tentu saja semua
peserta menjadi ngiler termasuk ane. Apalagi kalau ngeliat fotonya sebagai wartawan
VOA di Amerika Serikat. Maklum la, ane ada keinginan jadi wartawan
internasional. Hehehe.
Kini, usia Bang Fuadi
berkisar 41 tahun dan sudah meraih 9 beasiswa. “Beasiswa itu bisa dalam periode
yang pendek sampai panjang” jelasnya.
Ia juga ditemani
seorang stakeholder dari AMINEF yang menginformasikan program beasiswa. Over
all, beasiswa ini tidak didapat semudah membalikkan telapak tangan, tapi perlu
dilakukan prepare and planning berbulan-bulan sampai tahunan. We can say “Get
out from your fucking comfort zone!”
Lagi-lagi yang membuat
berat peserta mengikuti program beasiswa adalah tes TOEFL, IELTS, IBT, and etc.
Wah, kalau dinget-inget ane udah dua kali dapat sertifikat TOEFL, itupun skor
TOEFL Prediction yang belum nyampai 500.
Bang Fuadi juga
menjelaskan bahwa bahasa itu adalah kebiasaan. Barang siapa yang mau tekun
berlatih, pasti TOEFL nya nyampai target.
Dalam kesempatan itu,
ane sempat bertanya “bolehkah kita mengikuti banyak program beasiswa sekaligus
dalam waktu yang sama?” Bang Fuadi jawab deh “Boleh, dan itu bukan masalah”
Semoga aja ya, coz kalau ane keterima di Eropa atau Amerika suatu hari nanti
kan itu buat ane galau. OMG, PD banget sih lo! LOl
Eng ing eng, ternyata
sebagai penanya pertama, ane dapat door prize dari bang Fuadi. Ini loh bukunya.
Horee!!!
Selanjutnya, ada acara
talk show bareng beberapa alumni penerima beasiswa dari Australia, Jerman,
Amerika, dan Jepang yang dimoderatori langsung oleh bang Fuadi. Entah mengapa,
serasa berada dalam studio Kick Andy. Hehehe.
3 bapak dan 1 ibu ini
semuanya dari Universitas Tanjungpura. Ane paling ingat dengan pak Ferry Hadari
sebagai alumni penerima beasiswa di Jepang.
Beasiswa kuliah di Jepang ini
tidak menginginkan bahasa Inggris sebagai bahasa penghubung, Guys. Jepang
mensyaratkan penerima beasiswa harus mampu lolos bahasa Jepang tingkat 4 atau
memahami 2000 kanji. OMG !
Apakah anda bisa
menjadi Scholarship holder? Only you can answer it. MAN JADDA WA JADDA!!!
Ganbattene Kudasai !!!
0 komentar: