Kau Bilang Valentine, Ku Bilang Kamis

By | 2/18/2013 05:17:00 AM Leave a Comment
Bagaimanapun orang-orang memandang bahwa hari valentine dapat dirayakan dengan keluarga atau kerabat dekat, namun hari valentine lebih identik dilalui oleh pasangan muda mudi sambil bertukaran coklat. Jika dia pria, maka dia cenderung akan memberi hadiah tambahan berupa sebuah boneka, bunga, bahkan perhiasan kepada pasangannya. Kenyataannya, aku tidak biasa melakukan hal itu dan lagipula aku single. Beberapa anak muda akan mengatakan hari valentine akan menjadi hari berkabung bagi mereka yang single. Namun, aku tidak cemas dan yang terpenting aku kecipratan rezeki di hari valentine.

Kau tahu, jika kau tidak memutuskan untuk berjualan coklat karena sedang musimnya di Februari ini. Kau bisa mendapatkan potongan coklat dari temanmu yang mendapat hadiah dari doinya. Nah, itulah yang ku alami. “Ketahuilah bahwa Tuhan akan menambahkan lebih banyak rezeki jika kau mau berbagi,” kalimat pamungkas itu selalu ku lontarkan kepada seorang teman yang mendapat coklat di hari valentine, maklumilah bahwa ada udang di balik batu. Hehe.


Bagiku, mungkin mendapat sebatang coklat dengan panjang atau lebar lebih dari 5cm ibarat mendapat sebuah batang emas seberat 24 karat. Senangnya seperti ketiban durian runtuh atau dapat sebagian harta karun. Namun sekali lagi, aku hanya bisa mengandai-andai. Aku tidak sering menikmati sebatang coklat seukuran tadi dengan bertabur kacang almond atau kismis dikarenakan harganya setara dengan satu bungkus nasi padang. Maksudku, aku lebih baik mengkonsumsi si karbohidrat supaya kenyang dan tentu saja berenergi tuk melanjutkan aktivitas ngampus. Ketahuan juga kalau aku mahasiswa kelas reguler alias berdompet tipis alias kere. Ckck.

Sebenarnya, bukan dilihat dari harga sebatang coklat tapi orang yang memberi itu loh. Seorang relawan yang rela merogoh kocek lebih dalam demi pasangangnya di hari spesial yang datang hanya setahun sekali ini, hari valentine. Sisanya, justru si cewek yang sering traktir. Nah loh, si cowok matre dong?! Haha. Bukan, bukan gitu kok, bukan nggak jarang di zaman millenium ini. Jiah...! Tapi, lain lagi kalau si pemberi adalah seorang penggemar rahasia. Nah, mungkin itu yang sedikit menjadi harapanku baik di dalam maupun di luar hari valentine.

Sejujurnya, aku tidak terlalu tertarik dengan hari valentine dan segala pernak-perniknya. Bukan berarti karena status single ku, hanya saja ada beberapa budaya barat yang tidak perlu aku tiru karena berbagai aspek, khususnya dari segi syariat dan dampaknya terhadap diriku dan orang lain seandainya aku merayakannya. Jadi dimana kakiku berpijak saat ini, yakni di bawah langit khatulistiwa, di sana hutan hujan tropis-di sini hutan hujan tropis, tak perduli terhadap mereka yang memproklamirkan bahwa hari ini adalah hari valentine, maka aku akan mengatakan bahwa hari ini adalah kamis.
Newer Post Older Post Home

0 komentar: