Perjalananku V.S Pekan Kimia 2014 s.d 2018

By | 3/12/2018 08:45:00 AM Leave a Comment
            Pekan Kimia adalah ambisi dari sekelompok orang yang disambut baik oleh sekolah-sekolah. Betapa tidak, total hadiah yang dijanjikan mencapai angka 15 juta. Salah satu perlombaan di dalamnya menawarkan hadiah utama senilai 2,5 juta. Jumlah yang cukup bergengsi di tengah persaingan lomba lain, ditambah tingkat seleksi berada dalam taraf provinsi. Sungguh menambah ketenaran bagi sekolah yang bisa menaklukan perlombaan-perlombaan yang disediakan. 
            Aku terlibat pertama kali dalam kepanitiaan ini waktu semester 3-4 tahun 2014. Pada waktu itu, ketua Pekim sempat berganti tanpa ada konfirmasi yang jelas di depan seluruh kepanitiaan. Walaupun tidak berpengaruh banyak dalam kepanitiaan, namun tetap saja hal itu mendatangkan tanda tanya.
            Saat itu aku tidak punya cukup waktu untuk mengejar jawabannya. Aku harus berkutat dengan tugas panitia, boleh dibilang ini kali pertama aku harus begini begitu. Untungnya aku ditemani senior terbaik dalam menyelesaikannya. Bang Suliono dan bang Benny adalah dua dari sekian banyak senior yang melatih kemampuanku.
            Tahun berganti, aku sudah mendapat sinyal akan menjadi panitia pekim 2015. Beberapa pengalaman tidak menyenangkan dalam kepanitian 2014 sempat membuatku menolak mengulurkan tangan kembali. Namun kalimat sihir, kalau bukan kamu yang memperbaiki kesalahan tahun 2014 siapa lagi? membuatku bersedia bergabung dengan syarat mendapat jabatan yang sama. Namun, skenario tidak berjalan sesuai kehendakku.
            Siang itu aku mencoba bernegosiasi untuk mempertahankan keinginanku, namun aku justru dihadapkan pada pilihan,
            “Kalau kau tidak mau pegang jabatan itu? Berati kau jadi ketuanya, dan aku yang pegang jabatan itu!”
            Begitu kira-kira kalimat yang menjatuhkan intelektualku. Aku adalah seorang debater tapi aku tidak bisa membalas kalimat berbisa itu, melumpuhkanku.
            “Ini benar-benar tidak adil!,” protesku.
            Pikiranku sibuk menyalahkan orang-orang yang berbuat seenaknya kepadaku. Pekan Kimia membutuhkan dana hadiah sampai belasan juta, belum lagi dana lain untuk keperluan adminitrasi, transportasi, dll. Itu bisa mendekati angka 50 juta. Aku dihantui rasa takut akan kegagalan. Aku juga teramat khawatir mengenai kuliah yang mungkin berantakan. Segala macam pikiran buruk terus menghantuiku sampai akhirnya aku mencoba berdamai dengan semua itu.
            Aku tidak begitu ingat siapa atau apa yang membuatku belajar untuk banyak berusaha sebelum mengkhawatirkan segala sesuatu, yang terpenting adalah aku mulai menyadari bahwa aku tidak sendirian dalam menghadapi segala tantangan itu.
            Aku mulai segala sesuatu dengan memilih staf yang paling mumpuni, merapikan perkara kalimat dalam mekanisme lomba, sampai menyusun tetek bengek proposal. Entah darimana aku mendapatkan energi itu. Namun ada keinginan dalam diriku bahwa aku harus meninggalkan warisan yang baik untuk kepanitiaan selanjutnya, sebab ini adalah kepanitiaan terakhirku.
            Singkat cerita, kepanitiaan ini berakhir dengan kalimat mutiara dari Nelson Mandella “It Always Seems Impossible Until It’s Done”. Tapi, ternyata ini barulah tangga pertama.
            Berdasarkan pengalaman hidup dan buku-buku yang aku baca, membuat aku makin menyadari kekurangan-kekurangan yang ku sebut sebagai warisan. Ini bukan hanya tentang softfile tapi ideologi yang diturunkan sebagai senior.
            Hari ini tahun 2018 untuk pertama kalinya aku merasa malu mengatakan diri ini yang paling peduli. Aku sempat angkat tangan terhadap kepanitiaan Pekim 2016. Aku menjadi pahlawan kesiangan pada kepanitiaan Pekim 2017. Pada tahun ini, aku menjadi saksi bahwa sikap antipati antara angkatan satu dan lainnya merupakan cerminan dari perilaku turun temurun dari senior sebelumnya, yang seolah-olah membudaya. Begini kira-kira pemikiran-pemikiran yang keliru:
Ini bukan zamanku lagi! Jangan coba-coba menghubungi dan meminta bantuan nyata dariku!
Aku udah ngasi saran, tapi ndak mereka laksanakan. Terserahlah!
            Well, aku tidak mengatakan pemikiran ini cerminan dari seluruh orang yang sedianya bertanggung jawab memperbaiki pekan kimia. Semua ini butuh telaah mendalam, belum lagi setiap orang mempunyai kendala-kendala lain yang terpaksa membuatnya tidak maksimal terlibat. Inilah yang membuatku menghormati style kepedulian dari masing-masing orang berbeda antara satu dan yang lain. Aku tidak lebih baik dari mereka, tapi aku juga pahami bahwa aku berbeda.
Pelatihan Singkat Menuju Acara Puncak Pekan Kimia 2018

            Aku membuka dialog dalam diriku sampai akhirnya menemukan beberapa jawaban kenapa mereka tidak melaksanakan saran yang diberikan oleh senior. Terlepas dari ketidakinisiatifan junior dalam membaca LPJ.
            Pertama, saran yang disampaikan senior sifatnya baik, namun karena disampaikan dengan nada yang salah, terdengar seperti menjudge. Adakah disini ada yang senang dihujat?
            Kedua, bukan mereka tidak mendengarkan saran, tapi mereka bingung melaksanakan saran yang dimaksud.
            Ketiga, mereka mengalami masalah yang kompleks dalam kepanitiaan, namun senior terus memberikan saran tanpa memberikan bantuan nyata. Hal ini justru hanya menambah tekanan.
            Keempat, adanya sikap exclusivisme, kurang membaur antara senior dengan junior membuat mereka tidak terbuka dalam menceritakan masalah kepanitiaan. Sehingga saran dari senior menjadi tidak tepat sasaran.
            Kelima, belum adanya sikap dewasa dalam diri senior sehingga lebih menyalahkan panitia daripada mencoba mengerti kenapa mereka melakukan kesalahan tersebut.
            Itulah beberapa poin yang aku pelajari selama bergabung semampunya dalam kepanitiaan Pekim 2018. Sekaligus aku ingin mendeklarasikan program nutrisi. Apa itu? Seperti yang tadi aku bilang, semua orang punya style kepedulian masing-masing, namun yang bisa semua orang lakukan adalah memberikan support konsumsi bagi kepanitiaan, 20K saja sudah bisa memberi minum seluruh panitia. Bayangkan betapa banyak pengorbanan yang panitia telah lakukan, kerja keras mereka tidak pernah dibalas dengan upah. Dikritik banyak sekolah sudah pasti adanya. Mungkin dengan segelas air mineral beserta biskuit bisa menambah semangat bagi mereka, membuat hati mereka berdesir bahwa masih banyak orang yang mendukung kelencaran pekan kimia untuk tahun berikutnya lagi dan lagi. Semoga dibalik kata selesai, tidak ada kata usai untuk terus menjadi lebih baik.
Pencitraan hehe

        
Pekan Kimia
HeartBeat!


Newer Post Older Post Home

0 komentar: