Kondisi stadion olah raga yang
teletak di jalan daya nasional komplek Universitas Tanjungpura, kota Pontianak membutuhkan
perhatian serius.
Bangunan ini tergolong
muda sejak diresmikan 16 tahun yang lalu oleh Rektor Univesitas Tanjungpura,
Muhammad Akil, namun sudah mengalami banyak kerusakan akibat tidak dirawat. Letaknya
yang terpencil dari komplek Universitas Tanjungpura membuatnya luput dari
perhatian kaum civitas akademika di universitas ini.
Banyak terlihat coretan
berbau SARA di beberapa dinding stadion, kondisi atap yang rusak, serta rumput dan
ilalang tumbuh liar dan tinggi di lapangan.
Kendati demikian, ada
beberapa warga sekitar terutama remaja yang memanfaatkan lapangan stadion
sebagai tempat latihan sepak bola, bahkan fotografi. Tak ketinggalan beberapa himpunan mahasiswa di
dalam Untan yang melakukan rapat harian, serta unit kerja mahasiswa Untan yang
mengadakan kegiatan pramuka di sana.
Salah satu himpunan
mahasiswa Universitas Tanjungpura memaparkan, stadion punya potensi besar untuk
dikelola guna membantu pencarian dana mandiri bagi Universitas Tanjungpura
mengingat mahasiswa dan warga sekitar sering memanfaatkannya.
Stadion ini juga
beresiko untuk dijadikan tempat mesum oleh orang-orang tidak bertanggung jawab karena
letaknya yang terpencil dari pengawasan warga. “Kita tentu tidak menginginkan
pelecehan seksual terjadi di lingkungan akademik. Peningkatan keamanan juga
diperlukan di sini” tutur seorang mahasiswa FKIP Universitas Tanjungpura.
“Diharapkan, sejak dihapuskannya
BHP yang bersifat komersial, pihak Universitas Tanjungpura harus lebih giat
memperjuangkan perbaikan sarana dan prasarana kampus.”
Thanks, this is the article that is interesting for the post . Thanks :)
ReplyDelete