Kuliner dan Obyek Wisata Pontianak

By | 10/12/2013 05:22:00 PM Leave a Comment
Hang Out Bersama Sahabat Abadi


Assalamu’alaikum
Apa kabar sobat? Semoga sehat wal’afiat, untuk yang sakit, semoga diberi kesembuhan.
Sobat punya sahabat yang tak lekang oleh waktu gak? Kebetulan ane punya tiga. Mereka adalah teman-teman ane pra-SD di atas balita. Namun, kami menjadi jarang bertemu karena beberapa dari kami ada yang pindah ke Jakarta dan ada yang kuliah di Bangka. Walaupun ada handphone or social media yang bisa buat kami tetap keep in touch, tapi tetap kurang terjalin akibat kesibukan. Mereka berpulang ke Pontianak karena suatu hal. Kemarin malam (12/10), kami menyempatkan diri hang out bersama. Sayangnya, hanya Fidya dan Devi yang ikut, coz Uul lagi kerja.
Kedua teman ane itu lagi ngidam banget makan Chai Kue sedangkan ane lagi ngidam sama Japanese food atau junk food America. Cie ila, bahasanya... sebut aja Bento sama Pizza. Hehehe. Tapi, ane harus ngalah, coz mereka kan cuma sebentar di Pontianak. T,T. Well, mereka pengen banget makan Chai Kue, sebagai salah satu makanan khas dari Pontianak.
Dengan kecepatan motor 40m/s, ane mengendari sepeda motor mengikuti dua teman ane itu di belakang, takut mereka lupa rute jalan di Pontianak. Ckck. Kalau mau berkendara berdampingan yang ada kena tampar klakson orang lain. Yaa, maklumlah, masih banyak kisah A-Z yang ingin mereka curahkan satu sama lain di atas jok kendaraan. Tapi gak selembat ini juga kali bu. ckck.
Akhirnya, kita sampai di jalan tamar pukul 19.30 WIB. Ini juga pengalaman pertama ane makan chai kue di salah satu sudut kota Pontianak. Ane biasa makan chai kue eceran aja. Hehe.
yunita-kusumawardani.blogspot.com

yunita-kusumawardani.blogspot.com
Me

Sobat juga mesti ke sini deh! Chai kuenya lezat, “MakNyos!” kata Pak Bondan, cuman free smoking area. Sebagai mahasiswa yang majornya di bidang kimia, ane tau banget gimana karakteristik polusi dari asap rokok itu. I hate it.
Selanjutnya, kami hunting di alun-alun Kapuas (dulu Korem). Tempat ini menjadi padat merayap kalau malam minggu. Ane lebih setuju menyebut tempat ini “Pasar Malam”. Banyak pedagang yang berjualan dagangan made in china (yang terkenal murah dan tidak tahan lama) dan café-café yang mengambil area pejalan kaki di sana. Ruang gerak pengunjung menjadi sempit dan kebersihan bukan suatu hal yang patut dipertanyakana lagi. Pasti kotor! Astaga.
Eit ternyata, ada juga pedagang yang menjual produk kerajinan tangan orang-orang Indonesia. Contohnya bros dan corak cangkang umang-umang ini.
Salah satu spot lain yang perlu menjadi background foto di Alun-Alun Kapuas adalah air mancurnya yang terpolarisasi warna-warna lampu dan mancurnya mengikuti alunan musik.

  Pokoknya malam itu, capek tapi satisfied juga. Coz temu kangen bareng mereka. Ja ne ! / Mata ne!




Newer Post Older Post Home

0 komentar: