PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATERI IKATAN KIMIA

By | 5/29/2013 01:52:00 AM Leave a Comment


Oleh: Bintang Suprianto
Mahasiswa Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura
Sumber image: rizasahputra29.wordpress.com
Sistem pendidikan di Indonesia secara umum masih menitik-beratkan pada kecerdasan kognitif. Hal ini dapat dilihat dari orientasi sekolah-sekolah yang ada di Indonesia yang masih disibukkan dengan ujian, latihan soal harian, dan pekerjaan rumah untuk memecahkan pertanyaan di buku pelajaran yang biasanya tak relevan dengan kehidupan sehari-hari dari para siswa. Hal ini berarti bahwa pendidikan di Indonesia saat ini lebih cenderung untuk mengedepankan penguasaan aspek keilmuan dan kecerdasan dengan mengabaikan pendidikan karakter. Sistem pendidikan seperti ini sangatlah berbeda dengan sistem pendidikan di negara Australia yang terkenal sebagai negara yang sangat teratur dengan tingkat kehidupan yang cenderung makmur. Para orang tua di Australia lebih menekankan pada pembentukan sikap disiplin dan karakter dari anak mereka sejak dini karena mereka tahu itu lebih penting dari sekedar baca tulis di usia 3-5 tahun.
Karakter adalah suatu hal yang sangat penting dan merupakan kunci keberhasilan individu. Sebuah penelitian di Amerika memperoleh fakta bahwa 90%  kasus pemecatan disebabkan oleh perilaku buruk seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan hubungan interpersonal yang buruk. Selain itu, berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi juga sangat ditentukan oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya (80 persen) oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill) tersebut termasuk dalam salah satu kajian dari pendidikan karakter.
Pendidikan karakter sangatlah penting untuk diterapkan, khususnya untuk para generasi muda penerus bangsa. Adapun tempat yang paling strategis dan efektif untuk melaksanakan proses pendidikan karakter ini adalah di lingkungan sekolah melalui proses pembelajaran sehari-hari. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menyisipkan pendidikan karakter dalam penyampaian materi pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang dapat mendukung proses pendidikan karakter ini adalah mata pelajaran kimia dengan berbagai materi/bahan ajar. Di antara materi/bahan ajar tersebut adalah materi mengenai ikatan kimia.
Materi pelajaran ikatan kimia dapat mengajarkan dua karakter penting sekaligus, yaitu
kerja sama dan suka memberi dalam hal kebaikan. Karakter kerja sama ini dapat dikaitkan dengan konsep ikatan kimia bahwa suatu unsur kimia dapat berikatan dengan unsur lain membentuk suatu senyawa, baik itu yang berguna maupun yang tidak berguna bagi kehidupan manusia. Contoh senyawa yang berguna adalah NaCl (garam dapur), sedangkan untuk senyawa yang tidak berguna bagi kehidupan manusia contohnya adalah gas CO (karbon monoksida) yang dapat menyebabkan keracunan. Garam dapur akan selalu dicari karena manfaat yang ia berikan, sedangkan gas karbon monoksida akan selalu dihindari karena sifatnya yang berbahaya. Konsep ini dapat mengajarkan kepada siswa agar dapat selalu bekerja sama dan bersinergi dengan orang lain untuk menghasilkan suatu hal yang bermanfaat dan bukan untuk menghasilkan hal-hal yang merugikan orang lain.
Adapun untuk karakter suka memberi dapat kita kaitkan dengan konsep pembentukan ikatan kimia. Proses pembentukan kimia ini dapat terjadi antara dua unsur yang mana satu unsur memiliki kelebihan elektron sedangkan unsur yang lain kekurangan elektron. Unsur yang memiliki elektron berlebih akan memberikan elektronnya tersebut kepada unsur yang kekurangan elektron untuk membentuk suatu ikatan kimia. Semakin banyak elektron berlebih yang ia punya dan ia berikan kepada unsur lain untuk membentuk ikatan kimia, semakin bernilai positiflah unsur tersebut. Contohnya adalah unsur Na yang memiliki kelebihan 1 elektron akan bernilai +1 dan unsur Fe yang memiliki kelebihan 3 elektron untuk disumbangkan kepada unsur lain akan bernilai +3. Dari konsep ini, elektron dapat kita analogikan dengan harta/rezeki yang kita miliki. Semakin banyak rezeki yang kita berikan kepada orang lain untuk memperkuat tali silaturahmi antar sesama, maka akan semakin bernilai positiflah kita, baik itu di hadapan manusia maupun di hadapan sang Khalik. Oleh karena itu, konsep ini dapat mengajarkan kepada siswa agar dapat selalu membantu orang lain dengan cara berbagi rezeki yang mereka miliki.
Newer Post Older Post Home

0 komentar: