Implementasi Interaksi Partikel Pada Laju Reaksi Dalam Kehidupan Sosial

By | 5/29/2013 02:00:00 AM Leave a Comment
Oleh: Kardian Fathu Rahmi
Mahasiswa Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura

Sumber Image: wikenovi.wordpress.com
Laju reaksi merupakan perubahan konsentrasi pereaksi atau produk setiap satuan waktu. Laju reaksi pada setiap reaksi kimia tidaklah identik, hal ini disebabkan adanya beberapa faktor seperti suhu, luas permukaan sentuh, volume, dan katalis. Pernah kan anda memperhatikan dalam pembuatan air gula jawa, bongkahan gula jawa terlebih dahulu diiris menjadi lebih kecil ? mengapa ?. Segala sesuatu disekitar kita tidak lepas dari kimia, oleh karena itu tentu saja hal yang dipaparkan sebelumnya mampu dijelaskan dengan konsep kimia umumnya, konsep laju reaksi khususnya. Pengirisan gula jawa menjadi lebih kecil, dimaksudkan agar memperluas bidang sentuh zat terlarut. Semakin luas permukaan sentuh maka akan semakin cepat laju reaksi suatu zat. Dengan memperluas permukaan sentuh, interaksi antar reaktan akan semakin tinggi. Interaksi ini dapat berupa tumbukan, dimana dalam setiap tumbukan anatar partikel dimungkinkan terjadinya suatu reaksi. Oleh karena itulah, memperluas permukaan sentuh sama artinya dengan mempercepat laju reaksi. Dalam setiap reaksi akan menghasilkan produk, baik yang bersifat padat, cair,gas, maupun heterogen atau homogen. Produk tersebut merupakan bentuk konkrit terjadinya suatu reaksi.
Dalam hidup, kita adalah makhluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup sendiri, memerlukan orang lain dan saling berinteraksi. Oleh karena itu manusia cenderung membentuk kawasan sosialnya dengan kata lain menciptakan lingkup bermasyarakat dengan atmosfer yang berbeda – beda. Dari sejak lahir hingga kembali ke pencipta nanti, hidup kita akan berada di masyarakat. Jadi tidak heran jika sebagian orang berpikir hidupnya adalah dari masyarakat dan untuk masyarakat. Dimasyarakat inilah arti pentingnya bersosialisasi ditekankan, dan tindakan bersosialisasi sendiri tidak akan lepas dari interaksi baik antar individu – individu maupun individu dan lingkungan. Interaksi yang baik ditunjukkan dengan adanya simbiosis mutualisme, tidak menguntungkan salah satu pihak. Dari interaksi ini juga dapat menghasilkan gagasan yang merujuk pada wujud konkrit dengan tujuan kemajuan masyarakat itu sendiri. Jika kita hubungkan mengenai esensi dari pengaruh luas permukaan zat terhadap laju reaksi
dimana berfokus pada memperbanyak interaksi antar komponen reaktan, untuk mencapai produk yang diharapkan, maka dimasyarakat, kita tentu tidak dapat berperan layaknya kodok dalam tempurung, namun perlu memperbanyak interaksi terhadap sekitar sehingga mampu meningkatkan sensitifitas diri terhadap keadaaan sosialnya. Dengan adanya interaksi yang intens, diharapkan dapat memahami setiap segi masyarakat itu sendiri, sehingga tujuan yang dibangun dapat menyeluruh dan memiliki strategi yang tepat, dimana hal tersebut akan memperlancar ataupun mempercepat tercapainya tujuan bersama dari masyarakat tersebut. Bagi kita yang notabene hidup dimasyarakat, interaksi yang intens akan mempercepat tercapainya bentuk kontribusi kita terhadap masyarakat, kontribusi itu diibaratkan sebagai produk dalam reaksi yang berupa proses di masyarakat.  
Sebagai contoh, dalam pemecahan mengenai masalah lingkungan, seseorang harus mampu menganalisis keadaan lingkungan disesuaikan dengan kondisi masyarakat sekitar dengan pola kehidupannya. Dengan mengetahui kondisi terkini lingkungan dan masyarakat sekitar maka seseorang dapat merancang sebuah tahapan kerja untuk menangani masalah terkini yang terjadi terhadap lingkungan. Bentuk lainnya, keputusan presiden untuk rakyat tidak akan bermanfaat jika dirinya kurang mengadakan interaksi terhadap rakyat – rakyat negara nya sendiri, sehingga visi dari presiden untuk membangun bangsa akan sulit tercapai.
Newer Post Older Post Home

0 komentar: