Lomba Tradisional dalam Memperingati HUT RI ke-68

Assalamu’alaikum. Haloha sobat blogger! Gue pengen bagi cerita tentang lomba 17’an di daerah tempat tinggal gue ni. Yuk,yuk disimak.

Gue tinggal di desa ambawang kuala kabupaten kubu raya, Kalbar. Tepatnya di komplek Alambana Makmur, gue udah tinggal di sini dari umur kurang lebih 6 tahun. Jadi, gue udah tinggal selama 13 tahun di sini, well, that’s rite I’m a downtown girl, tapi gue gak kampungan.

Dulu, waktu gue masih SMA, gue jadi panitia Lomba HUT RI, namun udah ada beberapa generasi penerus nih. Lihat deh mereka! Gue iri banget sama mereka, coz masih yunior tapi tinggi badannya ngelampauin gue. Ckck. 

(22/08) Okelah, Walaupun Ulang Tahun Indonesia yg ke 68 ini berdekatan dengan hari libur Idul Fitri, ternyata semangat ngadain lombanya gak padam. Wuih, lihat aja di komplek gue pada seru seruan lomba Makan Kerupuk, Balap Karung, Tarik Tambang, dll. Lomba-lomba tadi terbatas untuk anak-anak dan remaja aja. Lomba ini juga diadakan guna mempererat silaturahmi antar jalur di komplek Alambana.

Bicara soal lomba makan kerupuk. Ada yang lucu ni, dari kecil gue diajarin “jangan makan tergesa-gesa,nanti keselek!” Nah lo, gimana lomba makan kerupuk? Tapi, sejauh ini gue melihat, jarang ada orang yang keselek karena ikut lomba makan kerupuk. Emang ada magis kali ya dibalik lomba ini. Coz gue denger, filosofi dari lomba makan kerupuk ini adalah karena itu merupakan lauk yang disantap oleh nenek moyang kita zaman penjajahan. *Ngek, gue kira ubi?!

Ya gitu sih sahabat blogger, kalau sekarang kan kerupuk lebih kepada makanan komplementer alias pelengkap atau pemanis aja kali yaa. Namun, dibalik morfologi kerupuk nih sobat, melambangkan seseorang yang renyah dalam berbagai suasana.

Lanjut ke lomba balap karung, sudah sangat jelas melatih kekuatan otot kaki dan keseimbangan nih sobat. Lucu deh kalau ngeliat mereka lompat lompat.

Happy B’day Indonesia. Semoga lebih baik dalam memajukan akhlak, dan pembangunan. Aamiin.

Related Items article News Opini