Olimpiade Hantu
Genre: comedy, fiction
Olimpiade hantu
diadakan untuk meningkatkan ketangguhan para hantu agar tangkas dan sigap dalam dunianya. Segala macam hantu
turut berpartisipasi memeriahkan lomba ini, baik itu sebagai peserta maupun
penonton.
Dalam suatu kesempatan, Pocong dan
Vampir Cina berlomba untuk menguji siapa
yang paling cepat lompatannya. Jarak yang harus ditempuh untuk sampai ke garis finish adalah 100 meter.
Si vampir merasa terganggu karena lompatannya belum mampu
memimpin perlombaan, si pocong selalu lompat berdampingan dengannya. Untuk
mematahkan mental lawan, mulailah si Vampir mengejek si Pocong.
“Eh, lu nyerah aja deh! Badan dibungkus mirip Bento gitu nggak mungkin menang.” Kata
Vampir dengan sombong.
Si pocong hanya menoleh dan membalasnya dengan senyuman.
“Wah, ini bukan musuh biasa! Nyalinya nggak ciut karena
ejekan gue.” Pikir Vampir.
“Eh, lu nggak takut apa kalau jatuh karena keserimpit tali lu
itu? Lu bakal cacat permanen.” Lanjutnya sambil berharap si Pocong mulai
terganggu konsentrasinya.
Si pocong kembali menoleh dan membalasnya dengan senyuman.
Si Vampir masih berusaha keras memikirkan cara yang tepat
untuk mengalahkan Pocong, sehingga ia sempat tertinggal beberapa loncatan dari
Pocong. Dengan cekatan ia berhasil menyamai kedudukan lompatannya itu.
“Eh, lu tau apa sih soal hukum keseimbangan, badan diiket
gitu, angin yang nyenggol aja lu bakalan tumbang. Nah, lu mau ngalahin gue,
mimpi lu!” Gertaknya.
Lagi-lagi, Si pocong hanya menoleh dan membalasnya dengan
senyuman.
Si vampir semakin kesal dengan mimik si Pocong. Ia semakin
tertekan dan berkeringat.
Sorak-sorak dari para penonton yang mendukung jagoan
lompatannya membahana di stadion tersebut. Vampir putuskan untuk diam dan fokus
memenangkan lomba demi mengangkat nama negaranya.
Sebenarnya, si pocong juga bingung kenapa ia tidak bisa
memimpin perlombaan, padahal ia sudah latihan sama kodok kesayangannya, agar
dapat melompat sejauh-jauhnya. Lawannya emang tangguh seperti baja.
Tiba-tiba dalam sela sorakan penonton yang ramai itu, Pocong
mendengar “Cong, gue rela nyuci kain kafan lu, asal lu menang. Pocong, Pocong!”
Alangkah terharunya ia mendengar sorakan tersebut, ia semakin
bersemangat untuk mengangkat nama negaranya memenangkan lomba tersebut.
Sebentar lagi menuju garis finish, sedangkan laju lompatan mereka masih dalam posisi
berdampingan. Seluruh keringat keluar membasahi anggota tubuh dua peserta
tangguh ini.
“Lu ini keras kepala juga ya?!” Ucap Vampir.
Kedebuk...! Si vampir terjatuh tepat di depan garis finish sehingga membuat Pocong menjadi
juara. Si Pocong cepat-cepat menghampiri vampir dan berusaha mengelurkan
tangannya melalui celah kain kafannya itu.
“Mas, nggak apa-apa?” tanyanya.
Si Vampir mengerinyitkan dahi, dan berpikir bahwa ada yang
tidak beres.
“Maaf mas, waktu mas tadi ngajak ngobrol tidak saya respon,
karena saya tidak mengerti bahasa mandarin...Hehe.” ucap si Pocong dengan
polos.Oleh: Yunita Kusumawardani
Ket: Cerpenku ini dilombakan dalam lomba flash fiction cerita hantu lucu oleh Doragon Publisher
Ket: Cerpenku ini dilombakan dalam lomba flash fiction cerita hantu lucu oleh Doragon Publisher
hahahaha, ini mirip cerita jadul, ceritanya Kaisar Kubilaikhan memerintahkan pasukannya untuk menyerang Chinna, tapi pasukannya gak segera menyerang, selidik punya selidik, karena pasukannya gak ngerti apa yang diperintahkan oleh kaisar, sebab kaisarnya pake bahasa Chinna, sedangkan mereka adalah orang Mongol... keep posting yah
ReplyDeletewah...iya kah...gak nyangka ya?!
Deletejangan2 ane ada kemistri sama riwayat tsb..hehe
Keep posting to u too Mbah dukun :)