PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP AKTIVITAS ENZIM AMILASE : Laporan Biokimia

By | 5/23/2015 08:00:00 PM Leave a Comment



LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2015
 

PERCOBAAN V
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP AKTIVITAS ENZIM AMILASE
A.  TUJUAN
1.    Membuktikan pengaruh konsentrasi enzim amilase terhadap laju hidrolisis substrat (amilum).
2.    Menganalisi faktor lain yang mempengaruhi kinerja enzim.
 


F.   PEMBAHASAN
Reaksi enzimatis merupakan suatu reaksi dengan menggunakan penambahan katalis enzim. Enzim berfungsi untuk mempercepat suatu reaksi kimia organik. Salah satu faktor yang mempengaruhi kerja dari enzim adalah konsentrasi, yaitu baik dari konsentrasi enzim itu sendiri maupun dari konsentrasi substrat.
Dalam percobaan ini amilum berperan sebagai substrat, sedangkan saliva merupakan sumber enzim amylase, sedangkan larutan Iodium berperan sebagai indikator perubahan warna dari larutan uji.
Pertama-tama dilakukan pembuatan larutan uji yakni dengan menyiapkan 2 kelompok tabung yang masing-masing terdiri dari 5 tabung reaksi. Kelompok I yang terdiri dari tabung I sampai dengan V, masing-masing diisi dengan enzim secara berturut-turut sebanyak 0,1 ml ; 0,2 ml ; 0,3 ml ; 0,4 ml ; 0,5 ml. Kelompok  II yang terdiri dari tabung VI sampai dengan X, masing-masing diisi dengan enzim secara berturut-turut sebanyak 0,5 ml ; 0,6 ml ; 0,7 ml ; 0,8 ml ; 0,9 ml. Semua kelompok tabung diencerkan dengan air suling sampai volumenya menjadi 1 ml. Perlakuan ini membuat perbedaan konsentrasi tiap tabung, sehingga konsentrasi enzim pada tabung X menjadi yang paling besar. Selanjutnya, semua tabung ditambahkan 2 ml amilum 1% dan dikocok, pengocokan berfungsi untuk membantu mempercepat reaksi antara enzim dengan substrat. Lalu semua tabung ditempatkan dalam penangas air dalam suhu di atas 50oC. Fungsi pemanasan di sini adalah menghambat sedikit kerja enzim, namun dapat membantu mengubah amilum (polisakarida) menjadi molekul yang lebih sederhana. Selama proses ini, larutan uji (yang mengandung amilum) akan terhidrolisis secara parsial.
Setelah pemanasan selesai, larutan uji dikeluarkan dari penangas dan didinginkan sejenak agar mendekati suhu optimum (37oC). Selanjutnya adalah dilakukan penambahan 2 tetes iod ke setiap tabung untuk melihat seberapa jauh hidrolis amilum dalam larutan uji. Pengujian dengan iod dilakukan di luar penagas kerena untuk menghindari terjadinya bumping. Iod sebagai indicator yang akan membentuk kompleks dengan amilum yang masih memiliki rantai helix yang ditandai dengan munculnya kompleks warna. Adapun reaksi negatif yang ditandai dengan ketidakmunculan warna akibat iod tidak dapat membentuk kompleks lagi dengan molekul monosakarida (glukosa).
Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua larutan uji yang ditetesi iod hanya mengalami perubahan warna menjadi kuning pucat. Hal ini menunjukkan bahwa larutan uji telah mengalami denaturasi, yaitu baik enzim maupun substratnya. Denaturasi dapat terjadi kerena kelalaian praktikan saat proses pemanasan yang mencapai suhu lebih tinggi dari 60oC sehingga enzim mengalami perubahan struktur tiga dimensisnya dan mengalami perubahan sisi aktif (penurunan sifat spesifik) dan amilum telah terhidrolis semua menjadi banyak molekul monosakarida atau glukosa. Atau dapat disebakan pula karena saliva praktikan yang sedang bermasalah.
Padahal menurut teori, setiap tabung akan menunjukkan warna yang berbeda akibat adanya perbedaan konsentrasi enzim yang terkandung di dalamnya, dimana makin besar konsentrasi enzim  makin banyak pula produk (glukosa) yang dihasilkan sehingga dapat dinyatakan bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi enzim. Larutan amilum merupakan polisakarida yang dapat dihidrolisis oleh enzim amilase pada saliva sehingga menjadi glukosa. Dalam hal ini laju reaksi paling tinggi seharusnya terdapat pada tabung no X dengan indikator warna kuning pucat sampai tidak berwarna, karena telah terhidrolisis semua menjadi glukosa. Sehingga dapat diprediksikan secara berturut-turut melalui tabel di bawah ini :
Nama Tabung
Konsentrasi Enzim dalam 3 ml larutan uji
Warna dengan iodium
Hasil Hidrolisis
X
0,9 ml
Kuning pucat sampai tidak berwarna
Glukosa
VII-IX
0,6 ml ; 0,7 ml ; 0,8 ml
Kuning pucat
Maltosa
V-VI
0,5 ml
Kuning coklat
Akrodekstrin
IV
0,4 ml
Merah
Eritrodekstrin
III
0,3 ml
Violet
Amilopektin
II
0,2 ml
Ungu
Amilopektin
I
0,1 ml
Biru
Amilosa

G. KESIMPULAN
1.         Makin besar konsentrasi enzim  makin banyak pula produk (glukosa) yang dihasilkan sehingga dapat dinyatakan bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi enzim
2.         Konsentrasi enzim amylase paling tinggi terdapat pada tabung no X sehingga seharusnya dihasilkan larutan uji yang tidak berwarna sampai kuning pucat.
3.         Konsentrasi enzim amylase paling sedikit terdapat pada tabung no. I sehingga seharusnya dihasilkan larutan uji dengan warna biru pekat.
4.         Iod berfungsi sebagai indicator yang menunjukkan keberadaan banyak sedikitnya amilum yang sudah terhidrolisis parsial.
5.         Selain konsentrasi enzim, suhu juga dapat mempengaruhi kerja enzim.
6.         Enzim akan mengalami denaturasi pada suhu lebih dari 60oC.

Newer Post Older Post Home

0 komentar: